Fakta Baku Tembak di Poso yang Tewaskan Anak Teroris Santoso

Fakta Baku Tembak di Poso yang Tewaskan Anak Teroris Santoso – Perburuan organisasi teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, yang dipimpin oleh Ali Kalora, masih terus berlangsung.

Fakta Baku Tembak di Poso yang Tewaskan Anak Teroris Santoso

Sumber : liputan6.com

marshallwharfPada Jumat, 27 November 2020, pasca pembunuhan satu keluarga di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, dilakukan pencarian teroris yang diduga terkait ISIS.

Di antara 11 buronan dalam daftar buronan, dua tewas dalam baku tembak dengan tentara TNI baru-baru ini. Salah satu DPO meninggal dunia dan kemudian ditemukan sebagai putra Santoso, mantan pimpinan Poso di MIT.

Inspektur Kepala Polda Sulawesi Pab Abdul Rakhman Baso (Pab Abdul Rakhman Baso) mengatakan, Selasa (2/3/2021), “Berdasarkan informasi yang mereka terima, mereka akan baik-baik saja.”

Menurut liputan6.com, selain organisasi teroris tersebut, seorang prajurit TNI bernama Praka Dedi Irawan juga tewas dalam peristiwa tersebut. Praka Dedi meninggal dunia di WITA pada Senin, 1 Maret pukul 18.30.

Berikut ini adalah fakta terbaru Baku Tembak di Poso yang Tewaskan Anak Teroris Santoso:

1. Anak Santoso Tewas Terkena Bom

Sumber : jafarbuaisme.com

Salah satu dari dua buronan Mujahidin Mujahidin asal Poso Indonesia Timur (Mujahidin Mujahidin) tewas setelah baku tembak dengan kelompok kerja TNI / Polri pada Senin, 1 Maret. Ia adalah putra mantan pemimpin MIT Poso Santoso.

Dua DPO MIT Poso yang tewas dalam pertempuran di Poso adalah Samir alias Alfin dari Provinsi Banten dan Irul, warga Kabupaten Poso putra Santoso.

Kepala Inspektur Polda Sulawesi Pusat, Pol Abdul Rakhman Baso (Pol Abdul Rakhman Baso) mengungkapkan, penembakan itu terjadi setelah polisi mendapat informasi tentang aksi teroris Grup MIT yang terjadi dari waktu ke waktu.

Dalam baku tembak tersebut, seorang DPO, Samir (alias Alfin), tewas akibat luka tembak di kepala, sedangkan Irul tewas akibat bom yang meledak di atasnya.

Baca juga : Banjir di Jakarta dan Daerah Sekitarnya Meluap

2. Ali Kalora Melarikan Diri

Sumber : bbc.com

Kapolda Sulawesi Tengah mengatakan, saat baku tembak, dua OPD lainnya berhasil lolos. Salah satunya adalah Ali Kalora

Dia menjelaskan: “Ada empat orang, dipimpin oleh Ali Kalora, tetapi dua di antaranya berhasil melarikan diri dan masih diburu.”

Polisi juga berhasil mendapatkan banyak barang bukti dari dua OPD tersebut, seperti 11 butir peluru tajam, ransel, parang, dan amunisi GPS.

3. Satu Prajurit TNI Gugur

Sumber : tribunnews.com

Di saat yang sama, dilaporkan ada seorang anggota TNI tewas dari pangkalan peralatan. Praka Dedi Irawan meninggal karena luka tembak di perut.

Kemarin, Senin, 1 Maret, pertempuran berlangsung di WITA sekitar pukul 18.30. Baku tembak antara Satgas TNI Koopsus dengan organisasi teroris MIT terjadi di Dusun Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Kapolda Sulawesi, Kapolres Abdul Rakhman Baso (Abdul Rakhman Baso) Inspektur Jenderal, Selasa (2/3/2021) mengatakan, “Penembakan itu terjadi dalam penyergapan. Sedih sekali, satu personel TNI tewas.”

Pada saat yang sama, jenazah dua anggota MIT dikirim ke Rumah Sakit Bayan Karapalu pada Selasa pagi untuk diotopsi dan diidentifikasi.

4. Penyergapan Berawal dari Laporan Warga

Sumber : liputan6.com

Sebelumnya, badan gabungan tersebut mendapat informasi keberadaan orang mencurigakan dari warga sekitar. Selanjutnya Praka Dedi Irawan dan rekan-rekannya pindah ke lokasi.

Tentara tersebut ikut baku tembak dengan empat anggota MIT saat berupaya menyergap anggota DPO di WITA sekitar pukul 18.30 di Dusun Andole, Kecamatan Pesisir Utara, Poso. Tentara dari Pekanbaru ditembak di bagian perut.

Kepala Inspektur Polda Sulawesi Tengah, Jenderal Abdul Rahman Basso, akan didampingi Brigjen Tariko dan Brigadir Farid di kompi Damrem Tadalako 132, “memeriksa jenazah Kami adalah prajurit terbaik kami. Menurut TNI / Polri SOP, jenazah akan diangkut ke Jakarta dulu untuk diproses dan dihormati. ”Makruf menerima penjelasan di RS Bhayangkara Palu, Selasa (2/3/2021).

5. Jenazah Praka Dedi Irawan Dibawa ke Jakarta

Sumber : kabarselebes.id

Usai dikirim ke Palu dari RS Sind Trisno Pataka, jenazah Plaka Didi langsung dibawa ke Jakarta dengan pesawat Hercules pukul 11.00 WITA, disertai duka mendalam dari rekan-rekannya.

Bersamaan dengan itu, di lokasi kejadian, hingga Selasa sore (2/3/2021), aparat gabungan memburu teroris MIT lainnya yang lolos dari penyergapan pada Senin malam.

Baca juga : Siapakah Tazneen Miriam Sailar Yang Menikah dengan Anggota Teroris JI asal Indonesia ?

6. 2 Anggota MIT Tewas

Sumber : regional.kompas.com

Pada Senin (1/3/2021), terjadi kontak senjata antara aparat keamanan yang tergabung dalam Satgas Madagaskar dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Lokasi kejadian berada di Pegunungan Andole di Desa Tambarana, Kabupaten Poso Kabupaten Poso Pesisir Utara, Provinsi Sulawesi.

Kapolda Sulawesi Tengah Inspektur Abdul Rahman Basso mengatakan, penembakan itu dimulai setelah polisi mendapat informasi tentang aksi yang direncanakan oleh organisasi teroris tersebut. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mengatakan: “Menurut informasi yang mereka terima, mereka akan melakukan perbuatan baik.”

Berdasarkan informasi tersebut, aparat keamanan kemudian melakukan penggeledahan dan berhasil menemukan keberadaan mereka di lokasi kejadian.

Dalam baku tembak tersebut, dua anggota MIT bernama Samid alias Alvin dan Haerul alias Irul berhasil lumpuh dan tewas di tempat kejadian.

“Ada empat orang yang dipimpin oleh Ali Kalora, tetapi dua orang berhasil melarikan diri dan masih diburu.”

Namun selain menewaskan dua DPO MIT, seorang prajurit TNI bernama Praka Dedi Irawan juga tewas dalam peristiwa tersebut. Diketahui bahwa dia ditembak di bagian perut. Ia mengatakan: “Wakil Praka Dedi Irawan dari anggota TNI yang tewas dalam baku tembak POK MIT tewas.”

Lebih lanjut Abdul menjelaskan bahwa tersangka teroris yang ditembak itu bernama Alvin, yang disebut-sebut telah terdaftar sebelumnya. Daftar Dicari (DPO). Di saat yang sama, DPO Irul juga diketahui adalah anak dari pimpinan Santoso atau Massachusetts Institute of Technology (MIT), yang sebelumnya pernah ditembak dan dibunuh oleh aparat.

Jenazah kedua OPD tersebut masih berada di RS Bayankala Palu. Bersamaan dengan itu, jenazah Praka Dedi Irawan diangkut ke Jakarta.