Kondisi Judi di Atlantic City yang Terpuruk di Kuartal Ketiga 2020

Kondisi Judi di Atlantic City yang Terpuruk di Kuartal Ketiga 2020 – Judi menjadi salah satu hiburan yang sangat digemari di berbagai tempat. Tidak hanya di Indonesia saja, orang-orang dari negara-negara lain pun juga memiliki ketertarikan pada hiburan seru dan menguntungkan yang satu ini. Bahkan, beberapa negara secara khusus melegalkan atau mengijinkan kegiatan perjudian di beberapa daerah. Karena itulah, casino dan tempat judi pun bisa didirikan dan berkembang dengan sangat pesat. Beberapa kota bahkan menjadi destinasi perjudian yang mana pemain judi dari berbagai tempat datang ke tempat tersebut untuk bermain dan menikmati pengalaman memasang taruhan. Salah satu kota tersebut adalah Atlantic City yang ada di Amerika Serikat. Selain Las Vegas, Atlantic City merupakan pusat perjudian lain yang tidak kalah populernya di Amerika Serikat ini.

Namun, perjudian di berbagai negara saat ini mengalami penurunan dan bahkan beberapa mengalami kerugian yang sangat besar karena masa pandemi COVID-19 ini. Karena masa pandemi yang masih belum jelas kapan berhentinya, negara-negara akhirnya melakukan pembatasan dan karantina. Kegiatan berkumpul baik itu di luar dan di dalam ruangan mulai dilarang atau dibatasi. Karena kebijakan ini, tentu saja casino mendapatkan imbasnya karena tempat ini juga selalu penuh dengan penjudi. Salah satu yang juga terkena imbas dari pandemi ini adalah Atlantic City. Amerika Serikat secara umum dan negara-negara bagian secara khusus memberlakukan usaha pencegahan penyebaran virus ini, dan casino mendapatkan imbasnya.

Atlantic City beserta industri perjudiannya harus menelan pil pahit atas kondisi ini. Setidaknya, 9 pengelola casino di kota ini harus mengalami penurunan yang cukup drastis dari segi pendapatannya. Di kuartal ketiga tahun 2020 ini, penurunan pendapatannya bahkan mencapai 37%, dan ini adalah angka yang sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tidak sebatas pada kuartal ketiga tahun lalu saja. Hal ini tidak hanya memberikan dampak pada pengelola casino dan pekerja yang ada di dalamnya. Ini pun berimbas pada pendapatan negara bagian tempat Atlantic City ini berada karena pajak yang dihasilkan dari industri judi ini terbilang cukup besar dalam menyokong pendapatan negara bagian tersebut.

Secara pendapatan bersih, dicatatkan penurunan sekitar 32%. Dengan penurunan ini, pendapatan yang diperoleh di kuartal ketiga tahun ini tercatat sekitar 629,3 juta dollar. Penurunan yang ada ini cukup besar bila dibandingkan dengan tahun lalu. Di kuartal yang sama pada tahun 2019, setidaknya pendapatan bersih yang didapatkan dari casino di Atlantic City lebih besar dengan selisih mencapai 89 juta dollar. Ini pastinya menjadi angka yang cukup besar untuk pendapatan yang berkurang. Lalu, pada kuartal kedua di tahun ini, setidaknya kerugian mencapai 112 juga dollar. Dari 9 casino yang ada, sebenarnya ada juga casino yang justru mendapatkan peningkatan, yaitu Ocean Casino Resort yang mengalami peningkatan sekitar 10 juta dollar.

Kondisi ini terjadi tidak lepas dari kebijakan negara bagian dalam mengatasi pandemi ini. Setelah casino dan tempat-tempat bisnis lain sempat mengalami penutupan, pembukaan kembali baru terjadi di awal bulan Juli tahun ini. Namun, pembatasan masih dilakukan, di mana casino hanya mampu membuka 25% dari total yang bisa mereka layani pada kondisi normal. Bahkan, casino Borgata harus telat dalam membuka kembali layanannya dan baru membukanya pada akhir Juli. Karena penundaan ini, Borgata menjadi casino dengan kerugian terbesar. Di kuartal ketiga dari bulan Juli hingga September, Borgata hanya mampu mencatatkan keuntungan sebesar 2,3 juta dollar saja. Penurunan keuntungan ini sangat signifikan karena mencapai angka 96,6% atau setara dengan 67,5 juta dollar.