Fakta-fakta Anjloknya Dolar Singapura

Fakta-fakta Anjloknya Dolar Singapura – Pasar mata uang juga terpengaruh karena Virus Corona (Covid-19) dari Wuhan, China. Kali ini giliran dolar Singapura. Selasa kemarin (18 Februari 2020), kurs dolar Singapura terhadap rupee melemah, dan kembali hampir jatuh di bawah Rp.9.800 / SG $.

Fakta-fakta Anjloknya Dolar Singapura

Sumber : cnbcindonesia.com

marshallwharf – Wabah virus corona menempatkan Singapura pada risiko resesi dan terus menekan mata uangnya.

Menurut data Refinitiv, dolar Singapura turun 0,12% di pasar spot kemarin di awal perdagangan, menjadi Rp 9.810.26 / SG $.

Level tersebut merupakan level terendah sejak September 2017. Level Rp.9.800 / SG $ menjadi level “keramat” Setelah mencapai level tersebut, dolar Singapura mengalami kenaikan berkali-kali lipat, termasuk hari ini. Pukul 11.15 WIB SG $ 1 setara dengan Rp 9.838.22 atau naik 0,16%.

Sebelum ancaman resesi, dolar Singapura sudah berada dalam tren menurun. Sepanjang tahun ini, dolar Singapura telah terdepresiasi hampir 5% terhadap rupiah Indonesia.

Berikut ini beberapa fakta di balik penurunan nilai tukar dolar Singapura yang di kutip dari cnbcindonesia:

1. 10 Besar Mata Uang Terburuk di Dunia

Sumber : seputarforex.com

Dolar Singapura terdepresiasi tidak hanya terhadap rupiah Indonesia, tetapi juga terhadap dolar AS. Tren terhadap dolar AS telah menjadi tolak ukur kinerja suatu mata uang.

Menurut data dari Refnitiv, dolar Singapura telah turun 3,4% terhadap dolar AS pada tahun yang berakhir Senin, dan merupakan salah satu dari sepuluh mata uang berkinerja terburuk tahun ini.

Tentunya inilah rupiah Indonesia yang merupakan mata uang dengan performa terbaik ketiga. Bahkan beberapa pekan lalu, mata uang Garuda telah menjadi juara dunia atau mata uang dengan performa terbaik terhadap dolar AS.

Baca juga : Fakta Lampiran Perpres 10/2021 soal Investasi Miras

2. Tahun 2018 Dolar Singapura Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Masa Rp 11.000

Sumber : cnbcindonesia.com

Seiring dengan aktifnya Bank Sentral AS (Fed / Fed) menaikkan suku bunga, nilai tukar rupiah Indonesia mengalami gejolak pada tahun 2018. Pada tahun ini, Federal Reserve menaikkan suku bunga empat kali lipat untuk mengimbangi hal itu, dan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga enam kali lipat.

Meski begitu, rupiah Indonesia terus jatuh, terdepresiasi terhadap dolar AS menjadi lebih dari 15.000 rupiah per dolar, mendekati level terendah dalam sejarah pada tahun 1998.

Kinerja rupiah bahkan terpuruk, sebelum nilai tukar dolar Singapura / dolar AS mencapai rekor tertinggi 11.082 rupiah / dolar Singapura pada 12 Oktober 2018. Sejak awal tahun hingga nilai tertinggi dalam sejarah ini, dolar Singapura telah menguat. Lebih dari 9%.

Namun, sejak mencapai rekor tertinggi, situasinya berbalik dan dolar Singapura terus terdepresiasi terhadap rupee. Secara keseluruhan, dolar Singapura telah terdepresiasi lebih dari 11% sejak mencapai rekor tertinggi pada hari Senin.

3. Singapura “dihantui” resesi sejak 2019

Sumber : asiatoday.id

Sejak akhir 2018, nilai tukar dolar Singapura terus melemah akibat “hantu” resesi yang membayangi. Pasalnya, perlambatan ekonomi China akibat perang dagang dengan Amerika Serikat.

Setelah perang perdagangan Tiongkok-AS, wabah virus korona sekarang menandai perlambatan lebih lanjut dalam ekonomi Tiongkok.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Singapura, Chen Zhencheng, mengatakan Singapura harus “siap secara psikologis” terhadap virus corona ini, dan dampak dari virus corona ini akan “lebih luas, lebih dalam, dan lebih lama” daripada wabah SARS pada tahun 2003. Pasalnya, dibandingkan dengan 2003, nilai perdagangan Singapura dan China kini sudah tiga kali lipat.

Cina merupakan mitra dagang utama Singapura. Pada tahun 2018, ekspor Singapura mencapai US $ 50,4 miliar, menyumbang 13% dari total ekspor.

Seiring dengan perlambatan ekonomi Tiongkok, permintaan produk dari luar negeri tentunya juga akan menurun. Artinya ekspor Singapura pasti akan terpukul.

4. Sektor Pariwisata Singapura Diprediksi Jeblok

Sumber : venuemagz.com

Negara / Kawasan Merlion adalah salah satu tujuan wisata paling terkenal di dunia. Namun, wabah Covid-19 diperkirakan akan menjerumuskan industri pariwisata Singapura.

Singapura merupakan negara dengan jumlah kasus virus korona terbesar kedua setelah China. Berdasarkan data pemetaan satelit ArcGis dari Johns Hopkins CSSE, sejauh ini terdapat 77 kasus Covid-19 di negara Merlion tersebut.

Menurut Channel News Asia, Singapore Tourism Board (STB) menyatakan: “Industri pariwisata secara langsung terkena dampak penyebaran virus corona. Hal ini disebabkan datangnya wisatawan, terutama banyaknya wisatawan dari China.”

Menurut data set-top box sepanjang tahun 2019, sebanyak 3,6 juta wisatawan Tiongkok datang ke Singapura untuk berwisata, yang menyumbang 20% ​​dari total jumlah wisatawan pada tahun lalu.

Sementara itu, total pendapatan industri pariwisata Singapura mencapai 27,1 miliar dolar Singapura pada 2018. Karena wabah Covid-19, pendapatan pariwisata bisa menguap.

5. Pemerintah Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : finance.detik.com

Dampak virus corona terhadap sektor ekonomi Singapura sangat kentara di sektor perdagangan dan pariwisata. Akibatnya, pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini.

Kementerian Perdagangan Singapura memprediksikan pertumbuhan PDB pada tahun 2020 berada pada kisaran -0,5% -1,5%. Persentase ini berkurang dari kisaran 0,5% -2,5% sebelumnya.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong tidak hanya menurunkan perkiraan PDB, tetapi bahkan mengatakan bahwa kemungkinan akan terjadi resesi.

Dia berkata: “Saya tidak bisa mengatakan apakah kita akan jatuh ke dalam resesi. Itu mungkin saja, tetapi yang pasti bahwa ekonomi akan terpukul.”

Baca juga : Fakta-fakta atas Opini PKS soal Ekonomi Indonesia

6. Tahun 2018 Dolar Singapura Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Masa Rp 11.000

Sumber : tribunnews.com

Seiring dengan aktifnya Bank Sentral AS menaikkan suku bunga, nilai tukar rupiah Indonesia mengalami gejolak pada tahun 2018. Pada tahun ini, Federal Reserve menaikkan suku bunga empat kali lipat untuk mengimbangi hal itu, dan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga enam kali lipat.

Meski begitu, rupiah Indonesia terus jatuh, terdepresiasi terhadap dolar AS menjadi lebih dari 15.000 rupiah per dolar, mendekati level terendah dalam sejarah pada tahun 1998.

Kinerja rupiah bahkan lebih buruk lagi, sebelum nilai tukar dolar Singapura / dolar AS mencapai rekor tertinggi 11.082 rupiah / dolar Singapura pada 12 Oktober 2018. Lebih dari 9%.

Namun, sejak mencapai rekor tertinggi, situasinya berbalik dan dolar Singapura terus terdepresiasi terhadap rupee. Secara keseluruhan, dolar Singapura telah terdepresiasi lebih dari 11% sejak mencapai rekor tertinggi pada hari Senin.